Powered By Blogger

Rabu, 19 Desember 2012

Metode-metode dalam Psikologi


Metode-metode dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan  dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian  besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
a. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
b.  Metode Cross-sectional
merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.
Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
1) Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi <spectare> =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
2) Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3) Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu.
4) Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5) Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sevara lisan.
6) Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
7) Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8 ) Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9) Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.
10) Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian

2.3 Macam-Macam Pengumpulan Data
a.  Eksperimen           
            Eksperimen adalah suatu percobaan atau serangkaian percobaan pada sebuah proses atau sistem yang dilakukan dengan perubahan yang sengaja dilakukan pada variabel input sehingga kita dapat mengamati dan mengidentifikasi penyebab perubahan pada output sistem tersebut. Eksperimen diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti, dimanipulasi dengan prosedur yang dikontrol secara seksama di mana satu atau lebih variabel yang dibuat konstan. Jika perilaku yang diteliti berubah suatu saat sebuah variabel akan dimanipulasi, kita dapat mengatakan bahwa variabel yang dimanipulasi menyebabkan perubahan-perubahan perilaku. Dengan kata lain, eksperimen telah memperlihatkan sebab dan akibat. Sebab ialah perilaku yang dimanipulasi dan akibat ialah perilaku yang berubah karena manipulasi. Penempatan acak (random assignment) terjadi ketika para peneliti menempatkan subjek secara kebetulan kedalam kondisi eksperimen dan kontrol, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa hasil eksperimen akan disebabkan oleh beberapa perbedaan yang telah ada sebelumnya.
Penempatan acak atau random assignment adalah peneliti menempatkan sebuah subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa disengaja. Teknik ini mengurangi kecenderungan bahwa hasil eksperimen akan sangat dipengaruhi oleh perbedaan antar kelompok yang sudah ada sebelumnya (Martin, 2004). Jumlah subyek untuk penelitiannya dibutuhkan banyak, sehingga dengan luasnya atau banyaknya subyek penelitian maka hasil yang didapatkan obyektif. Terdapat beberapa aspek penting dalam teori modelling atau eksperimen, yaitu :
  1. Subjek
  2. Objek
  3. Treatment
  4. Observasi atau perekaman : pengukuran
  5. Observer : pelaku pengukuran
  6. Variabel : perilaku modelling
-         Variabel Independen (bebas)
-         Variabel Dependen (Terikat)
  1. Etika (aspek terpenting dalam penelitian)
  2. Hipotesis
Subjek adalah individu yang akan diteliti atau dibeikan sebuah eksperimen. Misalnya, anak yang terdapat di penelitian Bandura dengan Bobo doll’s nya.
Objek adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian eksperimen.
Treatment adalah pemberian perilaku terhadap subjek tersebut.
Observasi adalah pengukuran yang dilakukan terhadap subjek dan objek. Peneliti mengidentifikasi subjek dengan mengamati perilaku subjek setiap harinya untuk mengetahui hasilnya.
Observer adalah pelaku pengukuran tersebut yang dimana ia memiliki tugas untuk mengidentifikasi subjek.
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat berubah. Terdapat dua variabel dalam eksperimen yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Ia adalah potensi penyebab. Penamaan ”bebas” digunakan karena variabel ini digunakan untuk dapat dimanipulasi mandiri dari faktor lain untuk menentukan akibatnya. Para peneliti memiliki banyak pilihan yang terbuka untuk mereka memilih variabel bebas dan satu eksperimennya dapat melibatkan beberpa variabel bebas. Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons terhadap perubahan pada variabel bebas.  Sebagaimana peneliti memanipulasi variabel bebas, mereka mengukur variabel terikat untuk berbagai hasil akibat. sebuah aspek penting dari pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret untuk mengukur variabel sendiri yang diteliti.
Etika adalah aspek terpenting dalam melakukan sebuah penelitian. Dimana peneliti harus memikirkan kembali apakah eksperimen yang akan dilakukan melanggar sebuah etika atau dapat dikatakan tidak memiliki etika untuk mengeksperimenkan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya: eksperimen perbedaan anak dibawah umur merokok karena dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya. Tidak memungkinkan jika anak dibawah umur kita berikan rokok untuk mengetahui hasilnya. kode etik yang diadopsi oleh APA menginstruksikan para peneliti untuk melindungi subjek mereka dari bahaya mental dan fisik. kepentingan terbaik subjek harus dijaga terutama di dalam pikiran peneliti. semua subjek harus memberi persetujuan mereka untuk berpastisipasi dalam studi penelitian, yang mensyaratkan bahwa subjek harus mengetahui bagaimana partisipasi mereka akan dilibatkan dan resiko apa yang mungkin berkembang. misalnya, subjek penelitian satu dengan satu yang lain harus diberitahukan sebelumnya bahwa kuisioner dapat merangsang pemikiran tentang isu yang mungkin tidak  mereka antisipasi. subjek juga harus diinformasikan bahwa dalam beberapa hal suatu diskusi tentang isu yang mungkin dimunculkan dapat memperbaiki. persoalan etis khusus mengatur pelaksanaan penelitian dengan anak-anak. pertama jika anak-anak harus diteliti, harus ada persetujuan yang diinformasikan dari orang tu atau wali yang sah. Orang tua memiliki hak untuk memperoleh gambaran yang memiliki lengkap dan akurat tentang apa yang akan dilakukan pada dan oleh anak-anak mereka dan dapat menolak untuk brpastisipasi. kedua, anak-anak juga memiliki hak. Psikolog berkewajiban menjelaskan secara persis apa yang akan dialami oleh anak-anak. anak dapat menolak untuk berpastisipasi, bahkan setelah persetujuan orang tua diberikan. jika demikian, para peneliti haruslah tidak menguji anak. Ketiga, psikolog harus selalu menimbang potensi yang membahayakan anak-anak dibandingkan dengan prospek manfaatnya bagi mereka. Keempat karena anak-anak berada dalam suatu posisi yang rawan dan lemah serta kurang kendali ketika menghadapi orang dewasa, psikolog sebaiknya selalu berusaha membuat pertemuan profesional sebagai suatu pengalaman yang positif dan mendukung.
Hipotesis adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Ia merupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan logika.
Tujuan dari ekperimen sendiri adalah untuk mengontrol sebuah perilaku yang dimunculkan dimana penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui sebuah hasil akhir yang dapat diidentifikasi bagaimana setiap individu berperilaku. Dimana tujuan dari ilmu psikologi adalah mengamati serta memahami perilaku dan menarik kesimpulan memahaminya untuk mengaplikasikan ilmu psikologi tersebut untuk mengontrol perilaku yang dimunculkan.
Beberapa peringatan mengenai penelitian eksperimen, Validitas merujuk pada kekuatan kesimpulan yang kita tarik dari suatu eksperimen. Ada dua jenis validitas yang penting bagi desain eksperimental. Jenis pertama adalah validitas ekologi (ecological validity) yang merujuk pada tingkat di mana desain eksperimental mewakili persoalan-persoalan di dunia nyata seperti yang seharusnya ditangani. Hal ini bermaksud, apakah metode eksperimental yang seharusnya ditangani.  Tujuannya untuk mengetahui apakah metode eksperimental dan hasilnya dapat digeneralisasikan kepada dunia nyata.
b. Survey dan Wawancara
Survey adalah suatu bentuk penelitian untuk dapat memperoleh informasi serta argumen dalam bentuk kuisioner atau wawancara kepada responden. Penelitian seperti ini diberikan kepada responden secara spesifik, dalam bentuk sebuat pertanyaan atau pilihan. Survey adalah cara terbaik untuk mendapatkan sebuah informasi yang menanyakan untuk hasil jawaban yang dibutuhkan peneliti. Pertanyaan yang diajukan juga cukup spesifik dan standar. Survey yang baik adalah dimana isi dari pertanyaan tersebut jelas dan tidak memungkinkan responden menjawab dengan ambigu serta memungkinkan penilaian akan keaslian jawaban. Pertanyaan dapat berupa keyakinan agama, kebiasaan individu atau dapat pula pengendalian individu.  Keuntungan utama dari survey ialah dapat dengan mudah diberikan kepada sejumlah besar responden.
            Wawancara juga sebuah metode penelitian yang sering digunakan oleh peneliti. Karena wawancara bersifat terbuka. Wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka, melalui telepon atau melalui media seperti internet. Model wawancara beragam, mulai dari yang sangat tidak terstuktur hingga yang sangat terstruktur. Struktur ditentukan oleh pertanyaan-pertanyaan itu sendiri atau pewawancara. Survey dan wawancara bersifat terstruktur dan terbuka. Pertanyan-pertanyaan bersifat spesifik. Survey dan wawancara memiliki masalah dalam penelitiannya, kecenderungan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang mereka pakai  untuk diterima atau digunakan secara sosial, bisa saja mereka menjawab dengan apa yang benar-benar muncul dalam pikiran atau yang mereka rasakan daripada dengan cara mengkomunikasikan apa yang benar-benar pikirkan. contoh-contoh pertanyaan wawancara yang terstuktur adalah : pada minggu lalu, seberapa sering anda meneriaki pasangan, dan berapa sering pada tahun yang lalu anak anda terlibat dalam perkelahian di sekolah. 
            Kadang-kadang cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari orang-orang adalah dengan cara meminta informasi dari mereka. para psikolog menggunakan wawancara untuk mengetahui pengalaman dan sikap para individu. 
Terdapat beberapa aspek penting saat melakukan penelitian dengan metode survey yaitu :
  1. Responden (subjek) : 
  2. Alat ukur (angket, skala, kuisioner) : Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk dijawab oleh responden.
  3. Hipotesis : aspek penting dari pengujian hipotesis adalah analisis data.
  4. Pengukuran
  5. Variabel
Pewawancara yang berpengalaman mengetahui bagaimana memudahkan responden dan mendorong mereka untuk terbuka  penggunaan strategi wawancara ini memaksa para peneliti untuk terlibat dan bukan terpisah dari subjek mereka yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Satu contoh sebuah survey yang dilakukan Gallup (1999), menanyakan para orang tua mengenai keyakinan mereka tentang masalah terpenting yang dihadapi sekolah. Masalah-masalah tersebut : 43 persen mengatakan obat-obatan terlarang , 40 persen hubungan seksual, 39 persen disiplin di dalam kelas, 28 persen kekerasan, dan 25 persen tekanan sosial di antara siswa untuk menjadi populer. survey ini dilakukan melalui wawancara telepon dengan sampel yang dipilih secara acak sebanyak 338 orang tua di Amerika Serikat. Pembahasan mengenai sampling acak sebelumnya karena sampling acak dianggap sebagai aspek penting dari proses survey.
            Kuesioner adalah sama dengan wawancara yang sangat terstruktur kecuali responden membaca pertanyaan-pertanyaan dan menandai jawaban-jawaban mereka di atas kertas dan bukan menjawab secara verbal kepada pewawancara. 
Kedua metode tersebut memiliki perbedaan yang spesifik yaitu eksperimen memiliki sebuat treatment atau pemberian perilaku terhadap subjek sedangkan metode penelitian survey tidak menggunakannya melainkan hanya pemberian sebuah angket, wawancara dan kuisioner.

3 komentar: