Powered By Blogger

Rabu, 19 Desember 2012

9 Watak Manusia



1. Perfeksionis

Orang dengan watak ini cenderung realistis, memiliki suara hati yang peka dan memiliki prinsip yang amat kuat. Umumnya memiliki idealisme yang tinggi.

2. Helper

Tipe ini memiliki kecenderungan orang yang peduli dengan lingkungannya, suka menolong, peka terhadap kebutuhan orang lain, dan amat bersahabat.

3. Achiever

Ciri-ciri tipe achiever adalah penuh semangat, selalu hidup optimis, punya kepercayaan diri yang kuat, dan memiliki visi atau arah yang akan dicapai. Umumnya orang-orang ini adalah motivator bagi orang lain di lingkungannya.

4. Romantis

Penuh pengertian, peka terhadap perasaan dan pergaulan penuh kehangatan adalah ciri-ciri orang romantis.

5. Observer

memiliki keingintahuan yang tinggi akan ilmu pengetahuan.

6. Questioner

penuh tanggung jawab, setia pada keluarga atau kelompok – biasa kita sebut loyalis, orangnya dapat dipercaya.

7. Adventurer

Penuh semangat, lincah, dan optimis. Punya ambisi untuk menghasilkan sesuatu di dunia.

8. Asserter

Suka terus terang, langsung apa adanya, percaya diri yang tinggi.

9. Peacemaker

Baik hati, mudah menerima, suka mendukung dan suka menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

Psikolog

Psikolog...Sahabat Sejati Dalam Suka & Duka

psikolog-160Anda tentu sering mendengar istilah 'psikolog', entah itu di berita televisi, radio, atau ketika kita membaca harian cetak (koran, majalah, dsb). Profesi 'psikolog' seringkali dihubungkan dengan berbagai masalah-masalah sosial, mulai dari kasus anak, perkawinan, dan sebagainya. Tidak jarang pula, bagi orang awam khususnya, muncul pertanyaan, siapa mereka itu? Seorang dokterkah? Atau siapa...

Siapakah Psikolog Itu ?

Dari segi definisi, dapat dijelaskan bahwa psikolog adalah seorang sarjana psikologi yang telah menempuh studi program akademik (sarjana) dan melanjutkan pada program profesi psikolog. Lantas apa yang menjadi perhatian atau fokus utama dari seorang psikolog? Psikologi sendiri merupakan suatu ilmu mengenai perilaku manusia. Dengan demikian, keahlian seorang psikolog adalah menganalisa perilaku dalam upaya untuk memahami  karakter individu maupun kelompok. Lebih sederhananya, bila seorang dokter dekat dengan masalah kesehatan fisik, maka segala hal yang terkait dengan perilaku manusia merupakan hal yang dipelajari oleh seorang psikolog. 

Lalu, pertanyaan selanjutnya, perilaku-perilaku macam apa yang menjadi perhatian dari para psikolog? Manusia tidak pernah lepas dari tiga aspek, yaitu pikiran, perasaan, dan juga tingkah laku. Seorang psikolog akan berupaya untuk memahami bagaimana manusia berpikir, bagaimana perasaannya dan bagaimana pula mereka menunjukkan perilaku ketika menghadapi situasi tertentu. Contoh nyatanya begini,sebutlah seorang anak bernama A, usia 5 tahun berjenis kelamin laki-laki. Orang tua A sering dibuat pusing oleh perilaku A yang dinilai sangat nakal dan suka mengganggu teman-temannya. Tidak jarang pula orang tua A marah dan menghukum A manakala A menunjukkan perilaku yang dianggap melanggar aturan. Dari contoh kasus ini, dimana letak peran seorang psikolog? Dengan bekal pendidikan dan pengalaman menangani kasus-kasus serupa, seorang psikolog dapat menjelaskan mengapa A berperilaku tidak seperti yang diharapkan oleh orang tuanya, dan seorang psikolog pun dapat memahami mengapa orang tua dapat bersikap marah atau menghukum A atas perilakunya itu. Dari sini pula, seorang psikolog biasanya memberikan gambaran mengenai perilaku anak dalam usia perkembangannya serta memberikan tips atau kiat-kiat bagi para orang tua dalam menghadapi perilaku anak. Namun demikian hal yang perlu diingat adalah bahwa seorang psikolog bukanlah sosok ahli yang dapat memecahkan setiap masalah, melainkan seseorang dengan bekal pendidikannya yang mampu melihat masalah dari sudut pandang yang lain. Contoh diatas barulah satu dari sekian banyak perilaku manusia, baik itu pada anak-anak, remaja, dewasa, maupun para lanjut usia (lansia).

Hal-hal Keliru Tentang Psikolog

Tidak jarang, orang-orang menganggap psikolog sebagai peramal, orang yang ahli memecahkan masalah atau bahkan dianggap sebagai dokter yang menangani pasien sakit jiwa. Terkait dengan adanya penilaian yang keliru tentang profesi psikolog yang identik dengan masalah kejiwaan, hal ini membuat orang menjadi enggan untuk menemui psikolog karena takut dianggap 'gila' oleh orang lain.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peran psikolog adalah membantu memahami perilaku manusia, apapun bentuk perilaku itu, jadi tidak hanya sebatas masalah kejiwaan saja. Justru bila hal tersebut berkaitan dengan masalah kejiwaan, profesi yang dinilai lebih ahli adalah psikiater (sebutan untuk dokter yang mengambil spesialisasi kejiwaan).

Apa Tugas Seorang Psikolog ?

Tugas atau peran dari seorang psikolog tergantung pada tempat dimana mereka bekerja. Misalnya saja seorang psikolog klinis, biasanya bekerja disebuah rumah sakit umum, rumah sakit jiwa, puskesmas, atau membuka praktek sama halnya dengan para dokter. Seorang psikolog klinis mempunyai peran untuk melakukan upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap munculnya gangguan jiwa. Kemudian peran lainnya adalah membentuk perilaku sehat secara perorangan maupun dalam kelompok serta meningkatkan perkembangan jiwa dan kualitas hidup individu dan kelompok. Masalah-masalah seperti kecemasan, tidak percaya diri, kenakalan remaja, bagaimana membentuk keluarga yang harmonis, atau masalah anak seperti yang dijelaskan sebelumnya juga merupakan kasus-kasus yang dapat ditangani oleh psikolog.

Selain psikolog klinis, terdapat pula psikolog industri organisasi. Sesuai sebutannya, psikolog ini memiliki keahlian dalam hal industri/organisasi dimana biasanya mereka bertugas pada divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dari suatu perusahaan. Peran dari psikolog industri organisasi antara lain melakukan proses rekruitmen karyawan, mengembangkan sumber daya perusahaan (misal dengan mengadakan pelatihan internal untuk karyawan), merancang dan mengevaluasi sistem kebijakan perusahaan, hingga melakukan proses evaluasi kinerja karyawan.

Psikolog lainnya adalah psikolog pendidikan, yang biasanya ditempatkan di sekolah-sekolah umum maupun swasta dari berbagai jenjang (play group hingga SMA). Psikolog pendidikan memiliki andil dalam merancang kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Selain itu, psikolog pendidikan berperan untuk senantiasa memonitor perilaku anak didik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat melalui komunikasi dua arah dengan orang tua anak.

Bagaimana Cara Psikolog Bekerja ?

Bila seorang dokter menggunakan alat seperti jarum suntik, stetoskop, atau memberikan obat atas penyakit pasien, seorang psikolog bekerja dengan cara yang sederhana yaitu mengajak klien berbicara. Inilah yang disebut dengan konsultasi, seseorang datang menemui psikolog, kemudian bila mereka tengah menghadapi suatu masalah, psikolog akan mendengarkan - kemampuan yang harus dimiliki psikolog, dan memahami keadaan klien serta bersama-sama akan diupayakan jalan keluar atas masalah tersebut. Selain konsultasi, psikolog terkadang menggunakan berbagai alat tes (misalnya tes IQ) dalam rangka melengkapi data tentang pasien.

Cara lain adalah dengan melalui pemberian penyuluhan maupun seminar pada masyarakat. Dalam setting klinis misalnya, metode tersebut kerap dilakukan oleh psikolog bekerja sama dengan para dokter, maupun pihak lain yang berhubungan dengan masalah peningkatan kesehatan masyarakat. Mungkin diantara Anda ada yang pernah mengikuti penyuluhan ataupun seminar yang membahas mengenai penyakit AIDS, narkoba, dan lain-lain.

Demikian penjelasan singkat mengenai siapa  dan bagaimana peran psikolog dalam masyarakat. Anda tidak perlu terpengaruh dengan adanya anggapan bahwa menemui psikolog berarti mengalami gangguan jiwa, karena ada banyak hal yang menjadi perhatian para psikolog, baik itu di lingkungan pelayanan kesehatan, perusahaan, maupun sekolah. Jadikanlah para psikolog sebagai sosok sahabat untuk berbagi suka dan duka serta tempat bertanya tentang banyak hal, mulai dari masalah anak, remaja, dewasa dan lansia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pribadi maupun kelompok

Psikolog dengan Psikiater


Apa sih Bedanya Psikolog dengan Psikiater?



12961032441800657383
http://tinyurl.com/6ds8khk
Beberapa orang bertanya begitu pada saya. Biasanya yang lebih banyak bertanya adalah orang-orang yang bidangnya sama sekali tidak bersinggungan dengan kedua bidang tersebut atau para calon mahasiswa yang memilih melanjutkan studi ke Fakultas Psikologi. Seperti saya dulu. Pertanyaan di atas adalah pertanyaan mendasar yang selayaknya diketahui seorang mahasiswa baru di Fakultas Psikologi agar nantinya kalau ada orang yang menanyakan pertanyaan serupa, si mahasiswa sudah tahu batasannya.
Dulu, saya sempat menganggap profesi psikolog dan psikiater itu sama saja. Sama-sama menangani orang yang sakit jiwa, begitu kata orang-orang kebanyakan. Apalagi definisi psikologi dan psikiatri sering disamakan sebagai “ilmu jiwa”. Padahal sejatinya definisi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Berbeda dengan psikiatri yang didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan menangani gangguan mental, yang meliputi gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual (sumber: Wikipedia).
Memang, sekilas kedua profesi ini terlihat sama. Itu dikarenakan ranah kelimuannya bersinggungan di ranah psikis. Bahkan seorang ahli psikologi yang terkenal dengan teori psikoanalisanya, Sigmund Freud, sejatinya adalah seorang psikiater. Juga banyak ahli psikologi lain yang awalnya mendalami ilmu kedokteran lalu ikut berkontribusi dalam dunia psikologi. Tapi sebenarnya ada beberapa hal mendasar yang menjadi pembedanya. Berikut secara ringkas perbedaan tersebut.
Latar belakang pendidikan
Psikolog sudah pasti adalah lulusan dari Fakultas Psikologi. Lulusan S1 Psikologi sebenarnya sudah dapat bekerja di berbagai bidang yang membutuhkan jasa psikologi. Biasanya menjadi staf Human Resources Development (HRD) di berbagai instansi atau organisasi seperti, bank, perusahaan, kantor pemerintahan, atau menjadi konselor di sekolah-sekolah. Di dunia kerja, para lulusannya ini tampak setara dengan lulusan S1 dari berbagai jurusan, karena pada masa kini seringkali yang dibutuhkan adalah tenaga kerja dengan potensi, kemampuan dan keterampilan yang dapat memenuhi kualifikasi dari organisasi/perusahaan, bukan lagi berdasarkan jurusan pendidikannya di perguruan tinggi.
Namun perlu diingat, lulusan S1 Psikologi tidak serta merta disebut sebagai Psikolog. Sarjana S1 psikologi (bergelar S.Psi dibelakang namanya) masih harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang Magister Profesi Psikologi (setara S2) untuk dapat meraih gelar Magister Psikologi (M. Psi) dan disebut sebagai psikolog. Sebagai praktisi psikologi, para psikolog ini memperoleh hak untuk ‘memegang’ alat tes, dalam arti menyimpan dan  menggunakan alat tes psikologi serta menginterpretasikan hasilnya. Oleh karenanya mereka juga mendapatkan izin untuk membuka praktik sebagai psikolog di biro-biro konsultan psikologi yang biasanya ditangani secara perorangan atau kelompok (beberapa orang psikolog).
Berbeda lagi dengan lulusan S1 Psikologi yang menerusan pendidikan ke jenjang S2 sains psikologi (misalnya psikometri). Para lulusannya ini bergelar M. Si namun tidak dapat menyebut dirinya sebagai psikolog karena tidak berasal dari jenjang magister profesi psikologi. Tapi mereka dapat menjadi staf pengajar/akademisi karena persyaratan utama menjadi seorang staf pengajar di universitas (dosen) adalah bergelar S2. Mereka ini juga disebut sebagai ilmuwan psikologi. Selain itu, mereka juga dapat bekerja di berbagai instansi/organisasi yang membutuhkan kualifikasi pendidikan tersebut.
Selain lulusan S1 Psikologi, ada juga lulusan S1 non-psikologi yang meneruskan ke jenjang S2 psikologi. Namun para lulusannya ini hanya bisa melanjutkan ke magister sains psikologi, karena jenjang profesi psikologi hanya dikhususkan untuk lulusan S1 psikologi. Hal ini dikarenakan pentingnya pemahaman mendasar tentang ilmu psikologi yang diperoleh dari jenjang S1 agar nantinya langsung dapat mendalami kekhususan yang dipilih di jenjang profesi psikologi, dimana hal ini tentunya tidak didapatkan oleh lulusan S1 non-psikologi.
Sementara psikiater adalah dokter yang melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialisasi psikiatri (kedokteran jiwa). Para lulusan spesialisasi ini digelari “Sp.KJ” (Spesialis Kedokteran Jiwa) atau disebut sebagai psikiater.
Batas Kewenangan Profesi
Mungkin kita seringkali bingung untuk merujuk seseorang yang mengalami masalah yang berkaitan dengan psikologis, apakah harus ke psikolog atau ke psikiater?
Sebagaimana spesialisasi dalam bidang kedokteran, psikologi juga memiliki banyak kekhususan, seperti psikologi klinis (meliputi psikologi klinis anak dan psikologi klinis dewasa), psikologi sosial, psikologi pendidikan, psikologi industri dan organisasi, psikologi perkembangan, dan sebagainya. Psikiater lebih dekat hubungannya dengan psikolog klinis.
Masalah-masalah yang biasanya dapat ditangani oleh psikolog secara umum adalah masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang masih dapat ditangani dengan konseling atau terapi ringan, misalnya dengan terapi modifikasi perilaku atau jugacognitive behavior therapy (CBT).
Masalah-masalah yang dimaksud berkisar pada ranah pendidikan (anak malas belajar, berperilaku agresif, suka membolos, takut sekolah, tidak konsentrasi belajar, prestasi belajar menurun, takut bergaul atau kurang percaya diri, sampai pada masalah pemilihan jurusan yang tepat dan sesuai dengan potensi dan kemampuan akademik anak), ranah keluarga (masalah perkawinan, perceraian yang menghasilkan keluarga broken home, masalah kenakalan remaja), dan ranah pekerjaan (masalah kepemimpinan, motivasi kerja, kepuasan kerja).
Sedangkan psikiater menangani masalah-masalah psikologis yang lebih berat, seperti depresi, gangguan mood, insomnia berat, schizophrenia (yang ditandai dengan munculnya halusinasi dan delusi), dan berbagai masalah psikologis lain yang membutuhkan penanganan lebih dari sekedar konseling. Biasanya para psikiater ini menggunakan obat-obatan dalam proses terapinya. Inilah yang membedakannya dengan psikolog.
Satu hal lagi adalah tentang penyebutan mitra kerja. Orang yang berobat ke psikiater sudah barang tentu disebut sebagai ‘pasien’, sementara orang yang datang ke psikolog disebut sebagai ‘klien’. Perlu ditekankan bahwa tidak semua orang yang datang ke biro-biro psikologi adalah orang-orang yang memiliki masalah psikologis. Para klien ini bisa saja datang karena ingin melakukan pemeriksaan psikologis (psikotes) untuk kepentingan seleksi dan rekrutmen karyawan atau penentuan jurusan studi siswa. Demikian juga dengan para pasien yang datang ke psikiater. Mereka tidak boleh serta merta disebut “gila” karena meminta bantuan psikiater.
Pada kenyataannya, kedua profesi ini saling bekerjasama dalam hal merujuk pasien. Apabila seorang klien tak dapat ditangani oleh seorang psikolog karena gangguan psikologisnya sudah berat dan membutuhkan penanganan dengan obat-obatan, maka klien tersebut dirujuk ke psikiater. Demikian juga dengan pasien yang sudah dinyatakan sembuh oleh psikiater, maka untuk meyakinkannya lagi, perlu diperiksa kembali oleh psikolog.
Jadi, tak masalah jika suatu waktu kita membutuhkan jasa psikolog atau psikiater. Karena kedua profesi ini berprinsip menolong (helping) dan pastinya memegang kode etik yang sama; menjaga kerahasiaan masalah klien/pasien.

Psikology test



Situasi: Kamu berada di dalam hutan. . . saat berjalan kamu melihat gubuk tua di sana.

(1) Apa kondisi pintu gubuk? (Terbuka/Tertutup) Kamu masuk ke dalam gubuk dan melihat sebuah meja. . .

(2) Apa bentuk meja tersebut? (Bulat/Oval/Segiempat/Bujursangkar/Segitiga) Di atas meja, ada sebuah pot bunga. . . di dalamnya ada air

(3) Berapa banyak air yang terisi? (Penuh/Setengah/Kosong)

(4) Pot tersebut terbuat dari apa? [(Kaca/Porselen/Tanah)(Besi/Plastik/Kayu)] Kamu berjalan keluar gubuk. . . saat berjalan kamu melihat sebuah air terjun dari jauh. . . ada air yang mengalir ke bawah. . .

(5) Seberapa cepat airnya terjun ke bawah? (Pilih sebuah angka dari 0 sampai 10) Kamu terus melangkah. . . kamu menginjak sesuatu yang keras di tanah. . . saat kamu melihat ke bawah. . . kamu melihat kilauan warna emas. kamu membungkuk dan mengambilnya. . . itu adalah gantungan kunci dengan kunci- kuncinya. . .

(6) Ada berapa banyak kunci yang kamu lihat di gantungan kunci tersebut? (Pilih sebuah angka dari 1 sampai 10) Kamu terus melangkah. . . coba mencari jalan keluar dari hutan. . . tiba-tiba kamu melihat sebuah kastil.

(7) Bagaimana kondisi kastil tersebut? (Tua/Baru) Kamu memasuki kastil dan melihat sebuah kolam berisi air, tampak kotor dan di dalam tampak batu-batu permata berkilauan. . .

(8) Apakah kamu akan mengambil batu permata itu? (YA/TIDAK) Di samping kolam tadi. . . ada kolam yang lain. . . dengan air yang bersih dan di permukaan tampak uang kertas mengambang. . .

(9) Apakah kamu akan mengambil uang tersebut? (YA/TIDAK) Berjalan sampai ujung kastil ada sebuah pintu keluar. . . . melewatinya dan berjalan keluar kastil; Di luar, ada sebuah taman besar, kamu melihat sebuah kotak di atas tanah.

(10) Apa ukuran kotak tersebut? (Kecil/Sedang/Besar)

(11) Terbuat dari apakah kotak tersebut? (Karton/Kertas/Kayu/Besi) Adasebuah jembatan di taman agak jauh dari kotak,

(12) Terbuat dari apakah jembatan itu? (Besi/Kayu/Rotan) Di seberang jembatan, ada seekor kuda.

(13) Apakah warna kuda tersebut? (Putih/Abu-abu/Coklat/Hitam) (14) Apa yang sedang dilakukan kuda? (Diam/Memakan Rumput/Lari ke sana kemari)

OH TIDAK!! ! Sebuah tornado datang. . . jaraknya agak jauh dari kuda. kamu punya 3 pilihan: (i) lari dan bersembunyi di dalam kotak? (ii) lari dan bersembunyi di bawah jembatan? (iii) lari ke arah kuda, menaikinya dan memacu kudanya sejauh mungkin?

Berikut adalah penjelasannya:
(1) Pintu: Pintu Terbuka - kamu orang yang suka sharing Pintu Tertutup - kamu orang yang suka menyimpan segalanya untuk diri sendiri

(2) Meja: Bulat/Oval - teman manapun yang datang, kamu akan terima dan mempercayai mereka sepenuhnya Bujur sangkar/Segiempat - kamu agak pemilih soal teman dan hanya berteman dengan mereka yang selevel dengan kamu.
Segitiga - kamu sangat pemilih soal teman dan kamu tidak punya banyak teman di kehidupan kamu

(3) Air di dalam pot: Kosong - hidup kamu kosong. Setengah Terisi - apa yang kamu inginkan dalam hidupmu cuma setengah terpenuhi. Penuh - hidup kamu terisi penuh dan ini sangat baik bagimu

(4) Bahan baku pot: Kaca/Tanah/Porselin - kamu lemah dalam hidup ini dan cenderung rapuh. Besi/Plastik/Kayu - kamu kuat dalam hidup ini

(5) Aliran air terjun: 0 - tidak ada gairah seks 1 ke 4 - gairah seks rendah 5 - gairah seks rata-rata 6 ke 9 - gairah seks tinggi 10 - gairah seks tinggi!! ! Tidak bisa hidup tanpa seks. . .

(6) Kunci: 1 - kamu punya satu teman baik dalam hidupmu, 2 ke 5 - kamu punya sedikit teman baik dalam hidupmu; 6 ke 10 - kamu punya banyak teman baik.

(7) Kastil: Tua - menunjukkan bahwa hubungan terakhir kamu tidak baik dan tidak kamu ingat dalam memorimu. Baru- hubungan terakhir kamu baik dan masih hangat dalam memorimu

(8) Batu permata: YA - ketika pasanganmu di dekatmu, kamu akan melirik yang lain. TIDAK - ketika pasanganmu di dekat kamu, kamu akan berada di dekat dia terus

(9) Uang kertas: YA - bahkan ketika pasangan kamu tidak ada, kamu masih akan melirik yang lain. TIDAK - bahkan ketika pasangan kamu tidak ada, kamu masih memikirkan dia dan akan tetap setia padanya, tidak melirik yang lain.

(10) Ukuran kotak: Kecil - ego kecil Sedang - ego rata-rata Besar - ego tinggi

(11) Bahan baku kotak: Karton/Kertas/Kayu(tidak berkilauan) - kepribadian rendah hati Besi - kepribadian tinggi hati

(12) Bahan baku jembatan: Jembatan Besi - punya ikatan yang sangat kuat dengan teman-temanmu Jembatan Kayu - ikatan dengan tidak teman-temanmu tidak begitu kuat/sedang-sedang saja Jembatan Rotan - kamu tidak punya ikatan dengan teman-temanmu

(13) Warna kuda: Putih - kamu benar-benar suka/mencintai pasanganmu Abu-abu/Coklat - kamu hanya setengah suka/cinta pasanganmu Hitam - kamu tidak benar-benar suka/cinta pasanganmu

(14) Apa yang sedang dilakukan kuda: Diam/Makan rumput - pasanganmu type rumahan dan orang yang sederhana Lari kesana-kemari - pasanganmu type yang liar Ini bagian paling akhir tapi yang paling penting dari test ini. Di akhir cerita. . . tornado datang. . . Apa yang akan kamu lakukan? Hanya ada 3 pilihan:
(i) lari dan bersembunyi di dalam kotak?
(ii) lari dan bersembunyi di bawah jembatan?
(iii) lari ke arah kuda, menaikinya dan memacu kudanya sejauh mungkin? Apa yang kamu pilih? Arti simbol-simbol di atas sebagai berikut:
Tornado -- masalah-masalah dalam hidupmu Kotak - kamu Jembatan -- teman-temanmu Kuda - pasanganmu
(i) Jadi, kalau kamu pilih kotak, artinya kamu suka menyimpan masalah-masalahmu untuk dirimu sendiri kapan pun kamu ketemu masalah.
(ii) atau jika kamu pilih jembatan, kamu akan mencari teman-temanmu kapan pun kamu ketemu masalah.
(iii) atau yang terakhir jika kamu memilih kuda, kamu akan mencari pasanganmu kapan pun kamu ketemu masalah.

Psikologi

Manusia


SETIAP MANUSIA ‘NTUH UNIK

Posted: March 25th, 2011 by april-nice
Manusia merupakan makhluk yang tersusun atas sel-sel yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Dari sel-sel penyusun yang berbeda tersebut, maka akan muncul output yang berbeda pula, sehingga dinamakan sebuah karakter. Macam-macam karakter yang terbentuk pada setiap individu tentunya mampu membuat kehidupan kita semakin berwarna. Coba bayangkan! Kalau semua orang yang ada di sekeliling kita adalah orang yang memiliki karakter yang sama dengan kita, maka jawabannya pasti hidup ini akan membosankan. Setiap hari, setiap jam dan setiap menit kita berjumpa, berbincang-bincang, dan berdiskusi hingga bertengkar dengan orang yang memiliki karakter yang sama dengan kita. Dua anak yang kembar sekalipun yang terlahir oleh rahim yang sama, memiliki banyak perbedaan karakter, apalagi orang yang jelas-jelas dilahirkan dari orang dengan kepribadian yang beranekaragam.
Kita memang menyadari bahwa kita berbeda. Setiap orang memiliki sifat/karakter yang lebih dominan daripada orang yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Namun, dari sekian ribu karakter  tersebut, kita sering kurang begitu memahami bagaimana diri kita dimata lingkungan sosial sekitar kita, sehingga sering terjadi kesalahpahaman dengan orang yang berbeda karakter dengan kita ataubahkan yang memiliki karakter sama dengan kita. Oleh karena itu, mengenali pribadi kita adalah hal terpenting yang harus kita lakukan dalam hidup ini, sehingga kita juga mampu memahami dengan baik orang-orang yang ada disekeliling kita.
Florence Littauer, dalam buku Personality Plus, dan Armaya Junior, dalam buku Smart in Personality, membagi tipe kepribadian menjadi empat, yakni sanguinis,koleris, melankolis dan plagmatis. Masing-masing tipe tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan tentunya tidak dimiliki oleh yang lain.
1. Sanguinis
Orang sanguinis biasanya populer dan identik dengan popularitas. Orang sanguinis ini memiliki kepribadian yang menarik, menghidupkan suasana, mencintai kesenangan, suka dkelilingi orang lain, suka berbicara, emosional, humoris, ingatan yang kuat akan warna, mampu berbicara dengan memukau, percaya diri, demonstratif, ekspresif, antusias, periang, penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, good performence, lugu dan polos, berhati tulus serta kekanak-kanakan.
Dalam hal pekerjaan, orang sangunis selalu siap menjadi sukarelawan untuk tugas apapun, selalu memikirkan hal-hal baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi, cemerlang, menginspirasi orang lain, dan memesona orang lain untuk ikut bekerja.
Sebagai teman, orang tipe ini adalah teman yang baik. Ia mudah bergaul, gampang jatuh cinta, suka dipuji, menyenangkan, tidak pendendam, cepat minta maaf, spontan, dan tidak membosankan.
Ciri fisik orang sanguinis adalah ia suka menggunakan pakaian yang unik dengan warna yang tidak sama dengan orang lain, dia sangat suka menjadi pusat perhatian. Wanita sanguinis biasanya menyukai pakaian-pakaian yang berwarna-warni dan bermotif, menyukai dandanan yang menjadikannya sebagai pusat perhatian atau setidaknya menyukai hiasan-hiasan yang ‘ramai’ untuk dipakai.
Kelemahan dari orang sanguinis adalah suka tidak ada tindak lanjut, mudah bosan bertele-tele, suka membesar-besarkan masalah. Orang tipe ini menyukai kesenangan dan berkepribadian memikat sehingga ia sering merasa tidak percaya bahwa ia bisa melakukan kesalahan. Mereka juga terlalu banyak bicara, tidak sabar untuk menceritakan segala sesuatu hingga mendetail, terlalu mementingkan diri sendiri, kurang peka, memiliki ingatan yang buruk, sulit untuk mendengarkan, kurang perhatian pada orang lain, sering menyela atau memutus pembicaraan orang lain, sering berbicara tanpa berpikir dahulu, teman yang selalu berubah-ubah tidak tertib, dan kekanak-kanakan.
2. Koleris
Orang koleris biasanya merupakan figur-figur seorang pemimpin. Ia adalah pribadi yang kuat, orang yang ekstrovert, sebagai pelaku, selalu optimis, dan pekerja keras. Orang koleris memiliki bakat menjadi seorang pemimpin, dinamis, dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus senantiasa memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri. Ia senantiasa memancarkan keyakinan dan percaya diri, bisa menjalankan apa saja, motivator yang hebat, berorientasi pada target, detail, terorganisir dengan baik, cenderung untuk mencari pemecahan yang praktis, bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan, menekankan hasil, dan berkembang dengan persaingan.
Orang koleris cenderung kurang butuh teman, lebih suka memimpin, dan biasanya ia memang bisa menjadi pemimpin yang bisa diandalkan. ia bisa unggul dalam keadaan yang darurat, bisa mengambil langkah-langkah pemecahan pada saat yang dibutuhkan. dalam pekerjaan, seorang koleris adalah pekerja keras, ambisius dalam mengejar prestasi. ia tidak bisa bersantai-santai, tidak suka malas-malasan, dan selalu tegang. ia akan menjadi semakin bersemangat jika berposisi sebagai pengendali alias pemimpin.
kelemahan dari orang koleris adalah mereka selalu sok unggul dan sering meremehkan orang lain. mereka juga tidak sabaran, suka menasehati atau memberi solusi meskipun tidak diminta sehingga kesannya menjadi sok tahu dan sok care. mereka benci kekalahan, tidak pernah merasa salah, arogan, sok kuasa, keras kepala, tidak sabaran, ceplas-ceplos, sulit menerima orang lain benar, juga sulit memahami kenapa orang lain tidak bisa menyesuaikan diri dengan dirinya. uniknya, mereka mampu memanipulasi orang lain sehingga tunduk dibawah kendalinya. rata-rata mereka juga otoriter dan senang dengan pertempuran. karena jika ia ‘bertempur’ dan menang, itulah kesenangan yag ia dambakan. bahkan yang ekstrim, ia bisa menghalalkan segala cara agar bisa meraih kemenangan. ia akan senang menyalahkan orang lain dan menganggap ia paling benar. sayangnya, ia juga sangat sulit untuk minta maaf.
orang koleris bisa dikenali dari cara berjalannya yang mantap, cepat dan penuh percaya diri. sementara mereka melangkahkan kaki, mungkin kamu akan merasakan tanah bergetar di bawahnya. orang-orang ini punya sesuatu yang penting yang harus dilakukan, punya hal-hal lain yang lebih besar untuk dipikirkan, dan tidak suka membuang-buang waktu untuk menyimpang atau sekedar melihat-lihat . ia juga sering berbicara dengan keras dan tegas.
orang-orang koleris lebih mementingkan fungsi daripada yang lainnya. jadi, biasanya ia tidak terlalu terpikat dengan mode pakaian dan lebih suka memilih pakaian biasa yang baik tapi tahan lama. ia memilih karena fungsinya, bukan keindahannya. atau kalau tidak, keindahan hanya sebagai pelengkap saja.
3. Melankolis
orang melankolis adalah tipe manusia yang ‘sempurna’. ia introvert, pemikir, dan pesimis. orang dengan tipe ini adalah orang yang mendalam dan penuh pikiran. ia juga analitis, serius, dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistik dan musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa, suka berkorban, penuh kesadaran dan idealis. dalam hal pekerjaan, orang melankolis biasanya berorientasi jadwal, perfeksionis,standart tinggi, sangat rinci, gigih dan cermat. ia juga tertib dan terorganisasi. ia teratur, rapi, ekonomis, peduli dengan masalah-meskipun remeh, pintar mencari pemecahan masalah secara kreatif, suka diagram, grafik, dan daftar.
dalam pergaulan orang melankolis cenderung hati-hati dalam berteman, puas di belakang layar, menghindari perhatian. namun demikian, ketika ia sudah mendapatkan teman yang cocok, ia akan setia dan berbakti, siap menampung curhat, mmpu memberikan solusi, sangat perhatian dan siap memberikan ‘segalanya’ untuk sahabatnya tersebut tanpa pamrih apapun. ia juga mudah terharu oleh linangan air mata orang lain, serta cenderung mencari pasangan hidup yang ideal.
orang melankolis adalah orang yang selalu merasa paling benar namun dengan kesungguhan dan sikapnya yang perfeksionis, ia mampu membuktikan bahwa ia adalah orang yang benar. oleh karenanya, ia merupakan pemuja kesempurnaan, dan sangat mudah tertekan ketika melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ia anggap sebagai kebenaran, meskipun itu adalah hal yang remeh, seperti menyaksikan buku-buku yang berantakan, barang-barang yang berserakan, atau pakaian kotor yang tercecer di kamar.
mereka terkesan terlalu banyak memberi tuntutan kepada orang lain, khususnya orang-orang terdekat dalam hidupnya, misalnya pasangan hidupnya. wajah orang melankolis rata-rata muram dan selalu mencari-cari masalah. mereka gampang sakit hati dan menikmati rasa sakit itu.
ciri negatif lainnya, mereka biasanya memiliki citra diri yang negatif, alias minder. mereka terlalu sering memperhitungkan segalanya. kurang percaya diri ketika berada pada kerumunan sosial yang ramai.
kunci untuk mengamati orang melankolis adalah kata sempurna. segala hal mengenai mereka sempurna dan serba rapi, dengan perkecualian pada tipe melankolis ‘profesor linglung’ yang begitu intelek sehingga mereka tidak mau diganggu oleh penampilan, sehingga pakaian, postur tubuh dan gaya rambutnya biasanya selalu rapi.
4. Plegmatis
“lakukan sesuatu!” begitulah kalimat yang paling sering dilontarkan pada seorang plagmetis. damai, itulah kesan terkuat yang di dapat dari seorang plagmetis, ia adalah sosok yang introvert,  pengamat dan pesismis. ia rendah hati, mudah bergaul, santai, diam, tenang, sabar, dan baik keseimbangannya. hidupnya konsisten, cerdas, simpatik, baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan dan efisien. dalam pekerjaan, ia cakap dan mantap. damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, tetap baik meskipun di bawah tekanan, serta mampu menemukan cara yang mudah. ia mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung perasaa, pendengar yang baik, selera humor lumayan, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian.

Metode-metode dalam Psikologi


Metode-metode dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan  dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian  besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
a. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
b.  Metode Cross-sectional
merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.
Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
1) Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi <spectare> =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
2) Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3) Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu.
4) Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5) Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sevara lisan.
6) Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
7) Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8 ) Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9) Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.
10) Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian

2.3 Macam-Macam Pengumpulan Data
a.  Eksperimen           
            Eksperimen adalah suatu percobaan atau serangkaian percobaan pada sebuah proses atau sistem yang dilakukan dengan perubahan yang sengaja dilakukan pada variabel input sehingga kita dapat mengamati dan mengidentifikasi penyebab perubahan pada output sistem tersebut. Eksperimen diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti, dimanipulasi dengan prosedur yang dikontrol secara seksama di mana satu atau lebih variabel yang dibuat konstan. Jika perilaku yang diteliti berubah suatu saat sebuah variabel akan dimanipulasi, kita dapat mengatakan bahwa variabel yang dimanipulasi menyebabkan perubahan-perubahan perilaku. Dengan kata lain, eksperimen telah memperlihatkan sebab dan akibat. Sebab ialah perilaku yang dimanipulasi dan akibat ialah perilaku yang berubah karena manipulasi. Penempatan acak (random assignment) terjadi ketika para peneliti menempatkan subjek secara kebetulan kedalam kondisi eksperimen dan kontrol, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa hasil eksperimen akan disebabkan oleh beberapa perbedaan yang telah ada sebelumnya.
Penempatan acak atau random assignment adalah peneliti menempatkan sebuah subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa disengaja. Teknik ini mengurangi kecenderungan bahwa hasil eksperimen akan sangat dipengaruhi oleh perbedaan antar kelompok yang sudah ada sebelumnya (Martin, 2004). Jumlah subyek untuk penelitiannya dibutuhkan banyak, sehingga dengan luasnya atau banyaknya subyek penelitian maka hasil yang didapatkan obyektif. Terdapat beberapa aspek penting dalam teori modelling atau eksperimen, yaitu :
  1. Subjek
  2. Objek
  3. Treatment
  4. Observasi atau perekaman : pengukuran
  5. Observer : pelaku pengukuran
  6. Variabel : perilaku modelling
-         Variabel Independen (bebas)
-         Variabel Dependen (Terikat)
  1. Etika (aspek terpenting dalam penelitian)
  2. Hipotesis
Subjek adalah individu yang akan diteliti atau dibeikan sebuah eksperimen. Misalnya, anak yang terdapat di penelitian Bandura dengan Bobo doll’s nya.
Objek adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian eksperimen.
Treatment adalah pemberian perilaku terhadap subjek tersebut.
Observasi adalah pengukuran yang dilakukan terhadap subjek dan objek. Peneliti mengidentifikasi subjek dengan mengamati perilaku subjek setiap harinya untuk mengetahui hasilnya.
Observer adalah pelaku pengukuran tersebut yang dimana ia memiliki tugas untuk mengidentifikasi subjek.
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat berubah. Terdapat dua variabel dalam eksperimen yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Ia adalah potensi penyebab. Penamaan ”bebas” digunakan karena variabel ini digunakan untuk dapat dimanipulasi mandiri dari faktor lain untuk menentukan akibatnya. Para peneliti memiliki banyak pilihan yang terbuka untuk mereka memilih variabel bebas dan satu eksperimennya dapat melibatkan beberpa variabel bebas. Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons terhadap perubahan pada variabel bebas.  Sebagaimana peneliti memanipulasi variabel bebas, mereka mengukur variabel terikat untuk berbagai hasil akibat. sebuah aspek penting dari pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret untuk mengukur variabel sendiri yang diteliti.
Etika adalah aspek terpenting dalam melakukan sebuah penelitian. Dimana peneliti harus memikirkan kembali apakah eksperimen yang akan dilakukan melanggar sebuah etika atau dapat dikatakan tidak memiliki etika untuk mengeksperimenkan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya: eksperimen perbedaan anak dibawah umur merokok karena dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya. Tidak memungkinkan jika anak dibawah umur kita berikan rokok untuk mengetahui hasilnya. kode etik yang diadopsi oleh APA menginstruksikan para peneliti untuk melindungi subjek mereka dari bahaya mental dan fisik. kepentingan terbaik subjek harus dijaga terutama di dalam pikiran peneliti. semua subjek harus memberi persetujuan mereka untuk berpastisipasi dalam studi penelitian, yang mensyaratkan bahwa subjek harus mengetahui bagaimana partisipasi mereka akan dilibatkan dan resiko apa yang mungkin berkembang. misalnya, subjek penelitian satu dengan satu yang lain harus diberitahukan sebelumnya bahwa kuisioner dapat merangsang pemikiran tentang isu yang mungkin tidak  mereka antisipasi. subjek juga harus diinformasikan bahwa dalam beberapa hal suatu diskusi tentang isu yang mungkin dimunculkan dapat memperbaiki. persoalan etis khusus mengatur pelaksanaan penelitian dengan anak-anak. pertama jika anak-anak harus diteliti, harus ada persetujuan yang diinformasikan dari orang tu atau wali yang sah. Orang tua memiliki hak untuk memperoleh gambaran yang memiliki lengkap dan akurat tentang apa yang akan dilakukan pada dan oleh anak-anak mereka dan dapat menolak untuk brpastisipasi. kedua, anak-anak juga memiliki hak. Psikolog berkewajiban menjelaskan secara persis apa yang akan dialami oleh anak-anak. anak dapat menolak untuk berpastisipasi, bahkan setelah persetujuan orang tua diberikan. jika demikian, para peneliti haruslah tidak menguji anak. Ketiga, psikolog harus selalu menimbang potensi yang membahayakan anak-anak dibandingkan dengan prospek manfaatnya bagi mereka. Keempat karena anak-anak berada dalam suatu posisi yang rawan dan lemah serta kurang kendali ketika menghadapi orang dewasa, psikolog sebaiknya selalu berusaha membuat pertemuan profesional sebagai suatu pengalaman yang positif dan mendukung.
Hipotesis adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Ia merupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan logika.
Tujuan dari ekperimen sendiri adalah untuk mengontrol sebuah perilaku yang dimunculkan dimana penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui sebuah hasil akhir yang dapat diidentifikasi bagaimana setiap individu berperilaku. Dimana tujuan dari ilmu psikologi adalah mengamati serta memahami perilaku dan menarik kesimpulan memahaminya untuk mengaplikasikan ilmu psikologi tersebut untuk mengontrol perilaku yang dimunculkan.
Beberapa peringatan mengenai penelitian eksperimen, Validitas merujuk pada kekuatan kesimpulan yang kita tarik dari suatu eksperimen. Ada dua jenis validitas yang penting bagi desain eksperimental. Jenis pertama adalah validitas ekologi (ecological validity) yang merujuk pada tingkat di mana desain eksperimental mewakili persoalan-persoalan di dunia nyata seperti yang seharusnya ditangani. Hal ini bermaksud, apakah metode eksperimental yang seharusnya ditangani.  Tujuannya untuk mengetahui apakah metode eksperimental dan hasilnya dapat digeneralisasikan kepada dunia nyata.
b. Survey dan Wawancara
Survey adalah suatu bentuk penelitian untuk dapat memperoleh informasi serta argumen dalam bentuk kuisioner atau wawancara kepada responden. Penelitian seperti ini diberikan kepada responden secara spesifik, dalam bentuk sebuat pertanyaan atau pilihan. Survey adalah cara terbaik untuk mendapatkan sebuah informasi yang menanyakan untuk hasil jawaban yang dibutuhkan peneliti. Pertanyaan yang diajukan juga cukup spesifik dan standar. Survey yang baik adalah dimana isi dari pertanyaan tersebut jelas dan tidak memungkinkan responden menjawab dengan ambigu serta memungkinkan penilaian akan keaslian jawaban. Pertanyaan dapat berupa keyakinan agama, kebiasaan individu atau dapat pula pengendalian individu.  Keuntungan utama dari survey ialah dapat dengan mudah diberikan kepada sejumlah besar responden.
            Wawancara juga sebuah metode penelitian yang sering digunakan oleh peneliti. Karena wawancara bersifat terbuka. Wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka, melalui telepon atau melalui media seperti internet. Model wawancara beragam, mulai dari yang sangat tidak terstuktur hingga yang sangat terstruktur. Struktur ditentukan oleh pertanyaan-pertanyaan itu sendiri atau pewawancara. Survey dan wawancara bersifat terstruktur dan terbuka. Pertanyan-pertanyaan bersifat spesifik. Survey dan wawancara memiliki masalah dalam penelitiannya, kecenderungan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang mereka pakai  untuk diterima atau digunakan secara sosial, bisa saja mereka menjawab dengan apa yang benar-benar muncul dalam pikiran atau yang mereka rasakan daripada dengan cara mengkomunikasikan apa yang benar-benar pikirkan. contoh-contoh pertanyaan wawancara yang terstuktur adalah : pada minggu lalu, seberapa sering anda meneriaki pasangan, dan berapa sering pada tahun yang lalu anak anda terlibat dalam perkelahian di sekolah. 
            Kadang-kadang cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari orang-orang adalah dengan cara meminta informasi dari mereka. para psikolog menggunakan wawancara untuk mengetahui pengalaman dan sikap para individu. 
Terdapat beberapa aspek penting saat melakukan penelitian dengan metode survey yaitu :
  1. Responden (subjek) : 
  2. Alat ukur (angket, skala, kuisioner) : Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk dijawab oleh responden.
  3. Hipotesis : aspek penting dari pengujian hipotesis adalah analisis data.
  4. Pengukuran
  5. Variabel
Pewawancara yang berpengalaman mengetahui bagaimana memudahkan responden dan mendorong mereka untuk terbuka  penggunaan strategi wawancara ini memaksa para peneliti untuk terlibat dan bukan terpisah dari subjek mereka yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Satu contoh sebuah survey yang dilakukan Gallup (1999), menanyakan para orang tua mengenai keyakinan mereka tentang masalah terpenting yang dihadapi sekolah. Masalah-masalah tersebut : 43 persen mengatakan obat-obatan terlarang , 40 persen hubungan seksual, 39 persen disiplin di dalam kelas, 28 persen kekerasan, dan 25 persen tekanan sosial di antara siswa untuk menjadi populer. survey ini dilakukan melalui wawancara telepon dengan sampel yang dipilih secara acak sebanyak 338 orang tua di Amerika Serikat. Pembahasan mengenai sampling acak sebelumnya karena sampling acak dianggap sebagai aspek penting dari proses survey.
            Kuesioner adalah sama dengan wawancara yang sangat terstruktur kecuali responden membaca pertanyaan-pertanyaan dan menandai jawaban-jawaban mereka di atas kertas dan bukan menjawab secara verbal kepada pewawancara. 
Kedua metode tersebut memiliki perbedaan yang spesifik yaitu eksperimen memiliki sebuat treatment atau pemberian perilaku terhadap subjek sedangkan metode penelitian survey tidak menggunakannya melainkan hanya pemberian sebuah angket, wawancara dan kuisioner.